- Posted by : SMP Santa Maria Bandung
- on : October 30, 2024
Hampa di Pulau Sunyi
- Nama : Axel Novian Mulyana
- Siswa : Kelas 9
- Karya: Puisi
Di tengah samudera kehampaan yang luas,
Aku berdiri di pulau terpencil yang sunyi.
Ombak-ombak sepi memeluk lautan nya,
Seakan-akan kesepian ini menjadi lambang hatiku.
Pasir putihnya bagai waktu yang mengalir dengan perlahan,
Mengukir jejak kesepian di tepian air yang sunyi.
Di bawah langit biru tanpa jejak awan,
Aku berjalan di tengah lorong waktu yang hampa.
Di sepanjang jalan, bayangan masa lalu mengetuk,
“Berjalanlah bersamaku, seperti teman yang tidak pernah meninggalkan” katanya.
Rindu merangkak perlahan ke arahku, memeluk hati yang sunyi,
Waktu kembali menari, menciptakan luka yang tidak terucap.
Sayup-sayup terdengar jeritan angin malam,
Seakan memanggil namaku dalam sunyi.
Bintang malam hari menyaksikan tangisku,
Menyulam kisah pilu di malam yang sepi.
Di kejauhan, suara burung camar terdengar dengan pelan,
Menyanyikan lagu kesunyian di angkasa yang gelap.
Mereka terbang dengan bebas, tapi tidak ada yang menemani nya,
Seolah-olah menjadi cerminan perjalanan hatiku yang kosong.
Di peraduan sunyi, langkahku melambat,
Menapaki jejak-jejak kesendirian yang terukir di pasir.
Lautan sepi melodi dalam ombak hening,
Mengiringi langkahku di pulau yang terpencil.
Bergegas menuju cakrawala yang tak berujung,
Aku mencari jawaban di bawah langit yang kian gelap.
Di antara riak-riak malam yang menyelimuti,
Hati ini mencari pelita, cahaya yang dapat memecah kegelapan.